Monday, January 5, 2015

Masyarakat Ekonomi ASEAN : Penjajahan Masa Kini

Masyarakat Ekonomi ASEAN : Penjajahan Masa Kini BANGSA ini sepertinya gengsi untuk mengakui kelemahan. Akibatnya, mereka terjerat dengan perjanjian yang terlanjur disepakati. Siapa tidak tahu, AEC atau ASEANEconomic Community akan segera dibuka ‘kran’nya 2015 mendatang. ASEANEconomic Community atau sering disebut Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) adalah suatu bentuk kerjasama antar negara-negara pada kawasan ASEAN untuk membentuk kekuatan ekonomi baru. MEA dibentuk atas dasar keinginan sejahtera dan mandiri secara ekonomi pada negara-negara kawasan ASEAN yang merupakan negara kecil di tengah raksasa ekonomi India dan China. Pada tahun 2003, ASEAN sepakat membentuk Masyarakat ASEAN tahun 2020 mendatang sebagai langkah mencapai visi gabungan bangsa-bangsa yang memiliki pandangan terbuka, damai, stabil dan makmur. Pada tahun 2007, mimpi membentuk Komunitas ASEAN dipercepat menjadi tahun 2015 melalui KTT ASEAN ke-13 di Singapura. Piagam ASEAN menegaskan berlakunya semua nilai prinsip dan tujuan, mengubah kesepakatan asosiasi negara-negara Asia Tenggara yang longgar menjadi memiliki dasar hukum bersama yang saling mengikat. Indonesia menuangkan hal ini pada tanggal 6 November 2008 dalam UU No. 38 tahun 2008 tentang Piagam ASEAN. Dengan semboyan “one vision, one identity, and one community, MEA akan membuka sekat antar negara sehingga arus barang dan jasa akan sangat mudah keluar-masuk tanpa ada beacukai. Indonesia akan “diserbu” barang, jasa, investasi, modal dan tenaga kerja terampil dari negara ASEAN lainnya. Kado lainnya adalah Indonesia mendapat 11 negara saingan dagang. Nyatanya saat ini asing lah yang memegang kendali teknologi mengolah sumberdaya alam. Lalu bagaimana posisi SDM Indonesia? Siap tidak siap, MEA sudah menjadi keputusan politik yang harus dihadapi. Dalam banyak hal, Indonesia kalah oleh Thailand dan Philipina, apalagi oleh Brunei, Malaysia, dan Singapura. Indonesia hanya menang dari luas negara yang begitu besar, jumlah penduduk yang banyak, namun gaptek dalam hal teknologi mengelola sumberdaya alam. Industri kreatif yang digaung-gaungkan pemerintah tidak akan bisa membuat Indonesia mandiri. Indonesia akan fokus memproduksi kebutuhan tersier namun pemenuhan kebutuhan primer-sekunder negara akan diserbu dari luar. Barang yang ditawarkan dari luar jauh lebih baik kualitasnya dan lebih murah harganya, sehingga kita tetap diarahkan menjadi konsumen. MEA adalah salah satu bentuk penjajahan modern era kini. MEA akan menumbuh suburkan kesenjangan antara negara lemah dan negara kuat secara tidak sehat. Kebijakan Masyarakat Ekonomi ASEAN ini harus ditinggalkan, karena tidak akan menyampaikan Indonesia kepada kemandirian dan kesejahteraan. Semua kesenjangan ini lahir akibat penerapan sistem kapitalisme yang memisahkan urusan kehidupan dengan agama. Kecacatan dan kerusakan demokrasi tidak juga memalingkan mata pemerintah. Hasilnya bisa dipastikan, kondisi Indonesia kian terpuruk di ujung tanduk. Komunitas ASEAN bukanlah jalan untuk mencapai kesejahteraan dan kemandirian yang diangankan. Khilafah akan menjamin hak-hak pemenuhan kebutuhan rakyat melalui sistem ekonominya. Semoga keterpurukan ini berakhir dengan keikut sertaan kita dalam barisan pejuang Khilafah Islamiyyah yang dijanjikan. Sumber : http://www.islampos.com/masyarakat-ekonomi-asean-penjajahan-masa-kini-140817/

No comments:

Post a Comment